Jumat, 28 September 2018

JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK ??


JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK, TAPI TEMANILAH AKU MENDAKI !

sebuah kalimat yang manis, indah, kalimat ini sering saya lihat digunakan oleh para pria, kadang untuk seorang teman dan lebih sering lagi kallimat ini digunakan para lelaki kepada para wanita.

 jangan menunggu dipuncak, tapi temanilah aku mendaki, maksud mereka adalah jangan hanya mau bersama mereka saat mereka sudah berjaya tapi bersama mereka lah saat mereka berproses.

pertanyaannya, berapa banyak pria yang tetap setia saat sudah berada dipuncak ?
saya sangat setuju dengan kalimat "JANGAN PERNAH LEPASKAN DIA YANG MENEMANIMU DALAM PROSES PENDAKIAN" karena ini tandanya kesetiaan, entah itu untuk teman atau untuk kekasih.

saya hanya kurang setuju dengan kalimat "JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK, TAPI TEMANILAH AKU MENDAKI !" yang digunakan para pria kepada wanita nya agar wanitanya tetap bersamanya yang saat itu masih belum sukses. Namun dari banyak orang yang berlindung dikalalimat ini, tidak banyak juga yang benar-benar mendaki atau benar benar berproses menuju sukses. kebanyakan orang menggunakan kalimat ini hanya agar terlihat keren, dewasa atau apapun, yang mana saat ada orang yang menemani dalam proses pendakian ini mereka jadi lebih santai, bahkan bermalas malasan, dan disaat teman/wanitanya menjauh, dia cukup bilang "JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK, TAPI TEMANILAH AKU MENDAKI !". tahukah anda bahwa beberapa teman wanita saya menunggu prianya samapai bertahun-tahun, dan saya lihat prianya hanya santai dan tidak benar-benar berjuang,

saya setuju dengan kalimat "JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK, TAPI TEMANILAH AKU MENDAKI !" jika orang yang berkata demikian benar-benar berproses, bahkan dengan adanya teman yang setia saat dia mendaki / berproses menuju kesuksesan dia menjadi lebih giat, lebih kuat, lebih tahan banting. dan tentunya orang seperti ini lebih cepat suksesnya karena dia benar-benar action (bukan hanya berkata-kata) dan ada daya ungkit yaitu orang yang menemaninya mendaki itu ingin dibahagiakannya.

Pertanyaannya, lebih banyak mana orang yang pertama atau kedua ? orng yang hanya berkata-kata atau yang benar-benar action?

masalahnya bagaimana dengan yang tidak ada yang menemani saat berproses / mendaki ? apakah mereka tidak ada hak untuk menuju puncak ?

menurut saya, saat sendiri ada atau tidaknya yang menemani, tetaplah berproses karena ini yang namanya kemandirian, tetap lewati rintangan hingga kita menuju sukses. dan saat kita sukses tentu akan banyak yang mendekat / menemani. dan saat itu lah kita bisa memilih mana yang benar-benar untuk bersama kita..


*Artikel ini saya tulis bukan karena saya tidak setuju dengan kalimat   "JANGAN MENUNGGUKU DIPUNCAK, TAPI TEMANILAH AKU MENDAKI !", tapi saya kurang setuju dengan orang yang menggunakan kalimat tersebut (entah dalam hal bisnis ataupun dalam hal romansa) tapi bermalas-malasan, karena dari beberapa orang yang saya kenal banyak juga yang berproses saat sendiri dan akhirnya meraih sukses, dan bahkan orang yangberprosessaat sendiri ini biasanya orangnya lebih kuat dan tahan banting saat menghadapi suatu masalah.

so, sendiri atau punya teman saat berproses (mendaki) ,  tetaplah fokus pada tujuan (puncak)