Rabu, 18 Desember 2019

Ada Cinta di BLK part 2





Diartikel sebelumnya saya bercerita tentang petualangan saya menemukan harta karun yang bernama "Persahabatan" di BLK.

Sekarang kami kembali kerutinitas masing masing, beberapa diantara mereka menulis status di whatsapp berupa foto rutinitas atau pun pekerjaan mereka dengan ditambahkan kalimat "kembali kepengaturan awal".

Saya pun kembali kerutinitas saya, dimana disela-sela kesibukan saya masih sering merindukan kebersamaan kami sebelumnya. Saya yakin mereka juga merasakan hal yang sama dengan saya, saya ingin berkata pada mereka untuk "jangan rindu, rindu itu berat, kamu takkan kuat, biar aku saja", tapi nyatanya saya juga tidak cukup kuat untuk menahan rindu kepada mereka, rindu saat kami tertawa bersama, rindu sapaan dari mereka, rindu makan bersama, rindu saat kami meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat, saya sangat rindu segala hal tentang kami semua.

Dibeberapa waktu terkadang saya masih sering membuka foto atau pun video kami, saya sering tertawa sendiri melihat kenangan kami tersebut, selama pelatihan kami sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan, makan bersama dan ke mesjid/mushola bersama-sama selalu kami lakukan setiap hari, dan saya yakin kami akan tetap solid dalam keadaan apa pun.

Beberapa waktu sebelum pelatihan berakhir saya sempat meminta pendapat atau persepsi mereka tentang saya. Nah ditulisan saya kali ini saya akan menulis persepsi saya tentang mereka satu persatu. Mungkin ketika mereka membaca tulisan ini, saya akan menuai beberapa protes dari mereka, tapi ini hanya penilaian saya pribadi selama satu bulan bersama, baik atau pun buruk penilaian saya, dimata saya kalian tetap sahabat terbaik untuk saya, kalian tetap salah satu part terindah dalam perjalanan hidup saya.

1. Agustina : paling muda diantara tujuh wanita dikelas, paling manja dari yang lainnya (walaupun tidak manja-manja amat), dia sempat beberapa kali curhat tentang impiannya yang ingin kuliah kedokteran dijogja hanya saja tidak disetujui orang tuanya, hal yang tentu membuatnya sangat sedih, secara pribadi saya bisa memahami perasaannya yang ingin bebas melihat dunia luar, dimana beberapa wanita kenalan saya juga ada yang mengalami hal serupa dengannya, begitu pun juga saya yang juga pernah menuliskan kata Freedom sebagai salah satu visi misi kehidupan saya. Agus orang yang tidak suka dibentak atau jika kita bicara dengan nada sedikit lebih tinggi kepadanya, sedikit saja kita membentaknya kita akan dicap pemarah olehnya, walaupun sebenarnya kita tidak bermaksud memarahinya, untungnya saya tidak pernah membentaknya jadi saya tidak dicap pemarah olehnya. Dia juga punya teriakan yang khas dan lucu, saya sering tertawa sendiri jika ingat momen saat agus berteriak, sayangnya momen penting itu tidak pernah tertangkap oleh kamera.
2. Budi : seingat saya, dia adalah orang pertama dikelas yang saya ajak ngobrol waktu diaula, dia bekerja dibawah naungan dinas sosial, pekerjaan yang saya tau cukup melelahkan dan juga cukup mulia karena banyak berjasa untuk orang-orang penerima bantuan dari dinas sosial. Dia pernah bercerita pada saya kalau dia pernah disuruh
oleh keluarga mantan pacarnya untuk segera menikahi pacarnya , tapi karna terkendala dana dia pun mundur secara perlahan saat itu. Sekarang katanya dia pengen cari pacar yang serius untuk dijadikan istri, saya harap dia bisa secepatnya menggapai hal tersebut.
3. Umay : peserta paling muda dikelas, sangat aktif meramaikan kelas, kami berdua cukup sering membuat gaduh dikelas. Dia adalah orang yang paling semangat saat kami mengucapkan yel yel kelas. Kata "ENGKOL SANAK" dan "TAMBAHE LAGI" adalah kata yang cukup sering dikeluarkannya untuk menghidupkan suasana kelas. Salah satu kejadian unik yang tidak terlupakan tentang umay adalah ketiga dia presentasi tentang cara membuka facebook, secara tidak sengaja dia menulis sandi dikolom penulisan email, sehingga sandi facebooknya bisa kami lihat dengan jelas, dimana sandinya adalah kalimat yang cukup tabu dan mesum dikalangan masyarakat +62.
4. Jaki : Dia duduk disebelah kiri saya nomor dua setelah ulan. Kami cukup sering berbicara ttg film kartun, terutama one piece dan saat kami berbicara tentang Haki dan lain lain, teman teman kami yang wanita hanya bisa bengong tidak paham akan hal yang kami obrolkan. Begitu pun saya, saat dia dan nita membicarakan tentang drama Korea saya juga hanya bisa bingung tidak paham. Film korea yang saya tau dan suka hanya City Hunter (2011), itu pun hanya karna filmnya action dan juga karna pemeran wanitanya sedikit mirip dengan salah seorang wanita yang pernah menghiasi masa lalu saya.
5. Lina : duduk disebelah kanan saya, dia sempat beberapa kali curhat kepada saya tentang permasalahan asmaranya. Saya rasa selama di BLK saya paling banyak berbuat dosa dgn dia karena saya sangat sering mengejeknya dan sebagai konsekuensinya saya harus menerima pukulan dan cubitan  darinya. Dia juga adalah pemegang rekor sebagai anggota kelas yang paling sering dapat hadiah (hukuman) akibat kalah bermain game yang dibuat oleh instruktur kami, seingat saya dari 10 permainan, hanya 2 atau 3 kali dia tidak dapat hukuman.
6. Maria : paling pendiam, jarang berbicara dengan yang lain, tapi lumayan sering bicara dengan saya yang banyak omong ini, dari dulu saya selalu mencoba mengajak bicara orang, baik yang dikenal maupun tidak, baik orang pendiam atau pun tidak akan selalu saya ajak bicara, mungkin dikelas hanya saya yang sering bicara dengan maria, walaupun itu sekedar untuk mengajak makan bersama.
7. Ihsan : persepsi pertama saya saat pertama bertemu dia adalah dia cukup pendiam, ternyata dugaan saya itu memang benar, . Dia memang jarang bicara tapi jika sekali saja dia bicara, itu adalah hal yang sangat lucu dan juga terkadang berbau mesum. Saat kami disuruh instruktur membuat materi presentasi, dia sempat ingin membahas tentang manfaat seks, berawal dari situ lah dia saya panggil "ihsan mesum". Walaupun aslinya pendiam tapi dia adalah orang yang paling aktif dichat grup, hal yang paling aneh dari dia adalah suka menghapus chat jika lama direspon, dimana awalnya saya sedikit curiga saat pertama melihat dia menghapus chat, saya fikir dia lagi mengolok-olok atau menyebut sesuatu tentang saya, tapi ternyata menghapus chat adalah salah satu keanehan dari makhluk yang mesum ini.
8. Amzad : tempat tinggalnya cukup dekat dengan saya dimana bila dia pergi atau pulang dia akan melewati tempat tinggal saya, sehingga saya sering nebeng ikut pulang dengannya. Dia salah satu peserta paling pendiam dikelas, tapi beberapa waktu lalu saat saya membuka video-video kami dikelas, saya menemukan video saat nita jadi pemimpin laporan penutup kelas, dimana disitu saya menemukan amzad yang cukup berbeda, saya cukup terkejut melihat amzad juga bisa melompat-lompat penuh semangat pas yel yel penutupan tersebut. Saya senang melihat ini, ini membuktikan bahwa dia juga bisa sangat ekspresif, mungkin seandainya pelatihan kami berlangsung 3 atau 6 bulan dia bisa saya rubah jadi orang yang gila seperti saya.
9. Ali : menurut saya dia adalah peserta yang paling santai. Kami punya hobi yang sama yaitu sepakbola, saya juga sempat beberapa kali bertanding dilapangan hijau dengan timnya. Kabar terakhir yang saya dapat bahwa ibunya baru saja operasi, entah operasi apa tapi saya harap ibunya ali bisa cepat sembuh dari penyakit yang diderita
10. Ica : bagian tersulit diartikel ini adalah sangat sulit bagi saya untuk menggambarkan sosok yang satu ini kedalam suatu tulisan karena dia sangat banyak memberi kehebohan dikelas kami, dia salah satu wanita terlucu yang pernah saya kenal, entah itu logatnya, atau pun kelakuannya sering membuat kami tertawa. Pernah suatu hari dia sakit, rasanya kelas seperti ada yang kurang. Dia  pengantin baru, lucunya suaminya cukup pendiam, jauh berbeda dengan sang istri. Mereka menikah tanpa adanya proses pacaran terlebih dulu, dari dulu saya selalu memberi nilai lebih kepada orang yang menikah tanpa pacaran, saya suka dengan konsep taaruf dan pacaran setelah menikah sehingga sejak beberapa tahun terakhir saya memutuskan untuk tidak ingin pacaran. Diawal pelatihan kami sering memanggil dia dengan sebutan bumil, padahal saat itu dia belum hamil, tapi menjelang pelatihan berakhir diketahui bahwa dia sudah dihamili oleh suaminya sendiri, mungkin ini karena perkataan kami sebelumnya menjadi doa untuknya.
11. Nita : yaa, namanya cuma N I T A, saya cukup sering berinteraksi dengan dia. Saat perkenalan pertama dia berkata kalo dia pernah mengalami depresi yang lumayan berat, saat itu saya kira dia mungkin orang yang kaku, pendiam dan mudah tersinggung, tapi ternyata dugaan saya tersebut salah besar, ternyata orang ini cukup asyik, menyenangkan dan sangat nyambung ketika kami berbicara, saya cukup tertarik dengan topik tentang depresinya dan bagaimana cara dia bangkit karena dari dulu saya sangat suka dengan hal yang berkaitan dengan psikologi manusia. Nita adalah seorang koreaholic, dia cukup banyak tau tentang negara korea, tanyakan saja padanya apa pun tentang korea dia akan menjawab panjang lebar kepada anda, hal yang aneh ketika tau kalau dia belum pernah kesana. Selama pelatihan, wanita ini cukup beruntung karena selama pelatihan dia satu satunya peserta yang tidak pernah dapat hadiah (hukuman) karna kalah bermain game yang dibuat oleh instruktur kami.
12. Madi : saat perkenalan dia sempat berkata bahwa dia sempat jadi youtuber gaming dengan 20rb subscriber, hal yang menurut saya sangat sangat keren, kalau saya tidak salah ingat, saat ini dia sedang merintis usaha dibidang pertanian atau perkebunan, saya harap usahanya bisa maju dan saya harap suatu hari nanti kami bisa berkolaborasi jika suatu saat nanti saya juga ingin merambah bisnis pertanian sepertinya.
13. Iki : selain mengikuti pelatihan dia juga bekerja disuatu apotek dari sore hingga malam, membuatnya beberapa kali pulang lebih awal, entah seperti apa cara dia menjaga kondisi tubuhnya karena diakhir pekan dia juga kuliah dan bekerja. Dikelas, iki cukup sering mengeluarkan kata-kata, apalagi kata kata rayuan untuk wanita-wanita dikelas kami.
14. Amah : sosok yang lumayan lucu ini sering hampir tertidur dikelas, entah sering begadang atau dia memang hobi tidur. Mungkin seandainya tidak ada tugas atau tidak diajak bicara oleh teman disebelahnya dia pasti sudah lebih sering tidur dikelas. Suatu waktu dia pernah saya foto saat tertidur untuk saya share digrup wa. Dia satu satunya orang dikelas yang sering lupa nama teman dikelas.
15. Ulan : nama aslinya siti purnama sari, dipanggil ulan karena purnama itu bulan, (katanya saat perkenalan pertama), duduk disebelah kiri saya, salah satu hobinya nyanyi sehingga saya sering mendengar nyanyian-nyanyiannya karna itu dia saya panggil ulan jameela. Dikelas tidak banyak yang tahu kalau dia suka makan, tiap hari tasnya penuh dengan makanan seperti roti atau pun snack, dia juga sering membawa minuman susu coklat atau pun air putih.

Seperti itulah sedikit gambaran tentang teman-teman saya. Seingat saya, sepanjang pelatihan kami tidak pernah memiliki momen sedih, yang ada hanya kegembiraan dan kebahagiaan. Sebagai yang paling tua saya harap mereka bisa  terus maju dan menggapai cita-cita mereka masing-masing, seperti saya yang juga terus berlayar menuju impian saya.

BLK adalah tempat mempersiapkan diri, kami akan melanjutkan perjalanan.



Senin, 09 Desember 2019

Ada Cinta di BLK





Sejak pertengahan agustus saya lebih banyak fokus ke usaha baru saya, membuat saya sangat jarang bersosialisasi. Tidak ada lagi futsal yang dulunya hampir tiap minggu, jarang nongkrong bersama kawan, dibeberapa komunitas saya hanya tinggal nama (tidak pernah hadir lagi), apalagi jalan jalan keluar kota adalah hal yang sangat saya rindukan. Banyak hal yang hilang dikehidupan saya dalam beberapa bulan terakhir.

Pertengahan oktober saya bertemu beberapa murid BLK (Balai Latihan Kerja) dan mereka bercerita kepada saya bahwa akhir bulan oktober akan dibuka kembali pelatihan untuk tahap selanjutnya. Kemudian saya foto brosur BLK dan saya share kegrup wa teman-teman saya, namun tidak ada tanggapan. Saya mencari teman untuk menunjang transportasi ke BLK, karna saat ini saya tidak punya kendaraan, karna suatu kejadian saya harus kehilangan motor kesayangan saya. Setelahnya akhirnya saya ketemu juga tetangga yang juga berminat masuk Pelatihan, dan jadilah kami mendaftar ke BLK.

Saat ingin mendaftar saya bingung memilih jurusan apa, setelah berfikir dan berdiskusi dengan teman saya, kami memutuskan memilih jurusan komputer. Selain karena ingin menambah ilmu dibidang komputer, saya juga ingin menambah nambah teman, dan biasanya jurusan komputer juga diisi banyak wanita. Saya memilih kelas yang ada wanitanya, karna saya kurang suka kelas yang isinya batangan semua, rasanya ada yang kurang jika teman dikelas kita hanya pria semua.

Alhamdulillah akhirnya kami lulus tes, teman saya masuk komputer dasar, sedangkan saya komputer lanjutan. Tiap kelas diisi 16 orang, dan waktu pelatihan sekitar 1 bulan. 3 hari pertama diisi diaula dan bergabung semua jurusan, saya senang karena tidak ada yang saya kenal disana, itu artinya nanti semuanya akan mengenal saya, Faturpen, orang yang suatu hari nanti akan jadi tokoh besar, pengusaha sukses (saya menulis kalimat ini dalam keadaan penuh semangat dan penuh keyakinan)

Hari keempat baru kami masuk kelas masing masing, dan disesi perkenalan diketahui bahwa saya peserta paling tua dikelas kami.

Menjadi yang lebih tua diantara mereka terkadang bisa jadi beban, karna dituntut harus jadi lebih dewasa dari yang lain.
Sayangnya saya lebih memilih jadi natural, saya tetap seperti adanya, bercanda, konyol serta sering meledek orang lain meskipun dia wanita adalah keseharian saya sana, saya tidak takut dianggap kurang dewasa karna menurut saya cara menilai kedewasaan seseorang adalah bagaimana sikapnya ketika menghadapi suatu masalah bukan melihat sikapnya ketika dalam keadaan santai.
Pukulan dan cubitan gemes adalah makanan saya sehari hari,
Saya tidak peduli apa pun fikiran org lain thd saya, saya hanya peduli pada kesenangan diri saya, selain itu berada dikelas sekitar 8 jam jika hanya diisi dengan keseriusan tentu akan membuat otak dan tubuh kita sangat lelah, oleh karena itu saya sangat sering bercanda agar suasana lebih menyenangkan dan waktu jadi tidak terasa.

Beberapa diantara mereka punya panggilan khusus dari saya, karna panggilan khusus itu bisa menjadikan kita semua lebih akrab. Dari dulu jika saya dekat dengan seseorang saya sering punya panggilan khusus supaya mudah diingat dan jadi lebih berarti. Karna ulah saya, seorang teman jadi dipanggil "mesum", selain itu seorang perempuan juga saya panggil "wanita gatel" saat dia kena alergi, banyak panggilan-panggilan khusus yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu. Tujuannya tentu agar kami lebih dekat dan tidak ada jarak antara kami semua, saya harap mereka mengerti tujuan saya ini.

Di BLK kami memiliki instruktur yang menurut saya bukan instruktur biasa, karna sepemahaman saya instruktur tugasnya hanya mengajar atau memberi ilmu, tapi Pak Joko (nama instruktur kami) selain memberi ilmu juga sering memberi masukan tentang bagaimana bersikap yang baik, beliau juga sering memotivasi kami, selain itu beliau sering menampilkan beberapa permainan untuk kami, dan setelah permainan beliau sering memberi penjelasan tentang maksud dan hikmah dari permainan tersebut. Hal yang paling saya ingat adalah saat kami membahas bahwa "kemenangan sesungguhnya adalah sebelum berperang" (mungkin hal ini akan saya bahas ditulisan saya selanjutnya)

Selain itu asisten instruktur juga sangat baik, kami sangat akrab seperti tidak ada batasan antara peserta pelatihan dan asisten instruktur.

Tepat 30 November pelatihan ini berakhir, tidak ada kata perpisahan dari kami karna kami tau kami tidak berpisah, setelah itu kami masih ada rencana untuk kumpul-kumpul kembali. Saya harap komunikasi akan terus lancar dan saya harap suatu hari nanti kita bisa lagi duduk satu meja dengan personel lengkap dan saling bercerita tentang kesuksesan masing masing.

Minggu, 17 November 2019

Saya Sekarang Lebih Idealis



Tahun ini pemerintah kembali membuka lowongan untuk cpns. Ini kembali jadi pestanya para sarjana, entah itu sarjana yang baru lulus atau yang sudah lama seperti saya.

Tahun ini saya memutuskan untuk tidak ikut berpartisipasi tes cpns. Hal yang tentunya mendapat tentangan dari keluarga saya. Beberapa teman mengira bahwa saya patah semangat, tidak pede dan tidak yakin akan lulus. Yaa, apa pun perkiraan orang, saya tetap pada pendirian saya untuk tidak ikut cpns.

Beberapa waktu lalu disebuah permainan Jawab Jujur, salah seorang bertanya kepada saya kenapa saya memilih berhenti dari pekerjaan saya sebelumnya dan lebih memilih dunia usaha yang penuh ketidakpastian. Kemudian saya mulai bercerita tentang visi kehidupan saya, tentang freedom yang pernah saya tulis diartikel saya sebelumnya. Dibagian saya bercerita bahwa "makan siang full satu keluarga adalah hal yang sangat langka dikeluarga kami, keluarga pns dan saya tidak ingin anak saya merasakan apa yang saya rasakan tersebut".
Kemudian salah satu teman wanita saya nyeletuk bahwa kehidupannya juga sedikit mirip dengan saya karna ayahnya adalah pns, jarang makan bersama dan sering ditinggal keluar kota adalah sedikit curhatnya kepada saya.

Yaa, seperti itu lah kehidupan pekerja, tidak ada yang salah dengan jadi pekerja hanya saja hal ini menurut saya kurang cocok dengan saya. Bukan itu impian saya, dan sekarang saya mulai berfikir idealis untuk fokus ke tujuan saya.

Beberapa waktu lalu juga teman saya mengajak saya untuk daftar cpns tahun ini, saya hanya menjawab dengan analogi seperti ini :
"Kapal saya sudah berlayar menuju pulau terakhir, dan saya tidak akan mengubah arah"

Yaa seperti itulah pemahaman saya bahwa pria harus benar benar memegang prinsipnya

Minggu, 21 Juli 2019

Benarkah kalau pria zaman sekarang mental tempe ?


Beberapa tahun lalu saat saya masih mahasiswa baru, waktu itu kegiatan ospek universitas, saya lupa kegiatan apa waktu itu yamg sedang dilaksanakan, dalam ruangan tiba tiba seorang wanita aneh naik keatas panggung, berbicara dengan mikrofon.

Saya juga lupa dengan apa yang dia katakan, saya hanya ingat saat dia berbicara : "lelaki zaman sekarang MENTAL TEMPE". Sontak seisi ruangan berteriak menyoraki wanita itu. Saya pun geleng geleng kepala, dalam hati saya mungkin dia frustasi atau galau karna lelaki.

Dan ketika ospek program studi, saya terkejut karna wanita itu ternyata satu prodi sama saya, dan nomor induk kami berdekatan sehingga kami sering satu kelompok tugas. Singkat cerita kami jadi berteman dekat, dan dia termasuk salah satu sahabat dekat saya dikelas, dia juga termasuk orang yang berjasa dalam pembuatan skripsi saya, thank you om (om adalah panggilan akrab kami untuknya hahaha)

Dalam kehidupan kita tentu menemui masalah, nah bagaimana sikap kita terhadap masalah yang menimpa kita ?
Ada yang galau berlebihan, putus asa, frustasi, mabuk mabukan, hingga bunuh diri.

Saya sering menemui orang seperti ini, ketika ditimpa masalah, mereka frustasi, galau, mabuk, kacau seperti tidak ada lagi semangat hidup. Saat melihat hal ini tiba-tiba saya teringat kata kata teman saya tadi kalau "lelaki zaman sekarang mental tempe".

Beberapa bulan yang lalu menchat kawan saya tersebut, dia saat ini jadi dosen di daerah jogjakarta, saya menanyakan tentang apa maksudnya tentang "mental tempe" tersebut.

Persis seperti yang saya terjemahkan kalau maksud dia dengan lelaki bermental tempe itu adalah lelaki yang menganggap masalah yang dihadapi adalah masalah terbesar didunia, orang yang sering galau, putus asa saat ditimpa masalah, gampang menyerah, suka pesimis, diremehkan dikit langsung down.

Pada postingan saya sebelumnya saya sudah menjelaskan tentang pentingnya tanggung jawab saat menemui masalah, bukan malah bergalau ria. Karna pria sebagai pemimpin harus bermental baja, bukan malah bermental tempe.

"Ayahku selalu berkata padaku, laki laki tak boleh nangis, HARUS SELALU KUAT, HARUS SELALU TANGGUH, HARUS BISA JADI TAHAN BANTING" (The Lucky Laki ~ Superman)


Sabtu, 20 Juli 2019

Sudah bisakah memimpin dirimu sendiri ?

Leadership, suatu keterampilan yang sangat sangat penting untuk menunjang kesuksesan dalam berbagai lini kehidupan, terutama untuk kaum pria, karena pria terlahir sebagai pemimpin.

Banyak buku atau pun pelatihan pelatihan baik formal ataupun nonformal yang membahas tentang kepemimpinan atau leadership ini., tapi seberapa banyak peserta yang benar-benar sudah berhasil jadi pemimpin yang baik, terutama pemimpin untuk dirinya sendiri ?

Saya sendiri masih dalam tahap belajar dari beberapa buku yang saya baca atau pun dari pelatihan pengembangan diri yang pernah saya ikuti.

Salah satu pilar leadership adalah mengambil keputusan,. Namun, dalam beberapa kasus saya sering menemui orang yang tidak berani mengambil keputusan dalam hidupnya, seperti :
-Beberapa orang lebih memilih hidupnya diatur oleh orang lain, daripada mengambil keputusan yang tentunya untuk kebaikannya sendiri.
-beberapa orang terlalu banyak bertanya pendapat orang lain saat dia berada dalam beberapa pilihan, dimana dia tidak berani memilih karna takut salah.
-beberapa pemimpin suatu kelompok sering berkata  "terserah kalian" saat kelompoknya bertanya sesuatu.
-beberapa anak tidak berani berpendapat dan mangut mangut saja dengan apa pun pilihan orang tuanya yang seringkali bertentangan dengan kehendaknya.

Selain harus berani mengambil keputusan, pemimpin (khususnya pria) juga harus bisa mempertanggung jawabkan keputusan yang dia pilih.
Pada beberapa kasus saya sering menemui orang yang ketika menghadapi masalah yang padahal masalah itu ada karna keputusannya sendiri, dia lebih suka menyalahkan orang lain atas masalahnya tersebut, bahkan yang paling parah orang tersebut memilih kabur atau lari dari masalah tersebut.

Beberapa bulan yang lalu saat saya memutuskan berhenti bekerja, banyak pihak dari keluarga yang menentang keputusan saya, saat terjadi adu argumen saya pun dengan lantang mengatakan saya akan bertanggung jawab atas pilihan saya tersebut. Langkah saya selanjutnya adalah saya memulai berbisnis dan saat bisnis saya belum berhasil saya menghidupi diri saya dari tabungan yang sudah saya siapkan sebelum resign. Saya tidak langsung resign tapi mempersiapkan diri dulu berupa tabungan dan baca baca buku bisnis karna saya tau saya harus bertanggung jawab atas diri saya dan atas pilihan saya tersebut.

Pada akhirnya kesimpulan artikel ini adalah : "kamu ambil keputusan untuk dirimu sendiri, kamu harus tanggung jawab, jangan nyalah-nyalahin org apalagi lari dari masalah yang kamu dihadapi".








Minggu, 14 Juli 2019

Tujuan hidupku adalah...



Beberapa waktu yang lalu, saat saya mengikuti online course pengembangan diri, kami diberi tugas yaitu :
"tuliskan visi dan misi yang ingin kamu raih dalam hidup, dan bagaimana cara kamu meraihnya?"

Saya kemudian merenung sebentar dan kemudian menuliskan bahwa keinginan saya sejak lama adalah ingin meraih Financial freedom dan Time freedom.

Financial freedom yaitu saat saya bisa membeli apa pun yang saya inginkan tanpa saya harus melakukan penghematan. Financial freedom bisa juga diartikan dengan kekayaan. Semua orang ingin menjadi kaya, caranya bisa dengan bekerja atau pun berbisnis. Beberapa tahun terakhir saya banyak baca buku dan ikut acara tentang keuangan, investasi ,dan bisnis. Hal itu saya lakukan sebagai aksi nyata bahwa saya benar benar menginginkan financial freedom, saya tidak hanya berkhayal tapi saya benar benar melakukan aksi nyata dan saya yakin saya akan sukses.

Time freedom atau kebebasan waktu adalah saat saya bebas menggunakan waktu sesuai dengan apa yang saya inginkan. Ssya bebas melakukan apa pun dan kapan pun tanpa diganggu.
Hal ini tidak saya dapatkan saat saya bekerja. Setelah merasa cukup dengan segala pencapaian saya sebagai karyawan, saya memutuskan untuk berhenti bekerja disebuah lembaga pemerintahan setelah 4 tahun mengabdi, selain itu saya juga menolak bekerja diperusahaan dengan gaji lebih dari 2x lipat dari pekerjaan saya sebelumnya.

Keputusan yang ditentang oleh orang tua saya. Saat terjadi adu argumen saya berkata bahwa "saya adalah pemimpin atas diri saya, ini pilihan saya dan saya akan mempertanggung jawabkan pilihan saya ini".
Dan sekarang saya memutuskan untuk merintis usaha, selain itu saya juga berinvestasi di properti dan pasar saham. saya benar-benar ingin meraih freedom yang saya impikan itu.

Saya ingin time freedom karna saya ingin lebih dekat dengan keluarga saya nanti, saya ingin sering menghabiskan waktu bersama, entah itu dirumah atau liburan bersama. Kedua orang tua saya adalah PNS jadi jarang ada waktu untuk anak-anaknya, makan siang bersama full satu keluarga dalam satu meja adalah hal yang sangat langka dalam hidup saya, saya tidak ingin hal ini ada dikeluarga saya nanti. Karna itu saya lebih memilih jadi entrepreneur, menurut saya financial freedom dan time freedom jadi lebih dekat kalau saya jadi pengusaha. Saya punya target diusia 30 saya harus sudah meraih kedua hal tersebut, saya ingin bebas menghabiskan waktu bersama keluarga. Saya ingin bebas pergi liburan kemanapun dan kapanpun. Menurut saya "Lebih baik jadi org bebas daripada jadi orng penting".

Saya ingin banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, saya ingin melihat perkembangan keluarga kami. Saya ingin banyak waktu untuk memperhatikan agama anak-anak saya nanti. Saya senang dan sering terkagum ketika melihat orang tua mengajak anaknya yang masih balita untuk shalat berjamaah dimushala dekat tempat tinggal saya, dalam hati saya bergumam saya ingin melakukan seperti itu juga nantinya.

Saya ingin banyak mengunjungi tempat-tempat baru bersama keluarga saya nanti. Harapan saya dimasa depan, misal anak saya sudah besar dan diajak teman-temannya jalan-jalan kesuatu kota, dia akan berkata dengan bangga kalau dia sudah pernah kekota tersebut bersama ayah dan ibunya.

Selain dua freedom diatas saya juga pengen jadi orang yang lebih berguna untuk orang banyak, saya harap nanti saya bisa banyak mempekerjakan orang-orang disekitar saya dan bisa membantu meningkatkan taraf kehidupan mereka.

Saya ingin banyak berbuat baik, saya ingin banyak berbagi, saya ingin menjadi pemimpin keluarga dan pemimpin perusahaan yang baik.

Saya ingin pada saat saya dimakamkan nanti banyak orang yang datang, mengenang dan berbisik bahwa almarhum (saya) adalah orang yang baik dan sering membantu mereka.

Yaa itu lah visi misi kehidupan saya, sengaja saya tulis supaya tidak mudah lupa. Saya berharap semuanya bisa dicapai secepatnya.