Minggu, 17 November 2019

Saya Sekarang Lebih Idealis



Tahun ini pemerintah kembali membuka lowongan untuk cpns. Ini kembali jadi pestanya para sarjana, entah itu sarjana yang baru lulus atau yang sudah lama seperti saya.

Tahun ini saya memutuskan untuk tidak ikut berpartisipasi tes cpns. Hal yang tentunya mendapat tentangan dari keluarga saya. Beberapa teman mengira bahwa saya patah semangat, tidak pede dan tidak yakin akan lulus. Yaa, apa pun perkiraan orang, saya tetap pada pendirian saya untuk tidak ikut cpns.

Beberapa waktu lalu disebuah permainan Jawab Jujur, salah seorang bertanya kepada saya kenapa saya memilih berhenti dari pekerjaan saya sebelumnya dan lebih memilih dunia usaha yang penuh ketidakpastian. Kemudian saya mulai bercerita tentang visi kehidupan saya, tentang freedom yang pernah saya tulis diartikel saya sebelumnya. Dibagian saya bercerita bahwa "makan siang full satu keluarga adalah hal yang sangat langka dikeluarga kami, keluarga pns dan saya tidak ingin anak saya merasakan apa yang saya rasakan tersebut".
Kemudian salah satu teman wanita saya nyeletuk bahwa kehidupannya juga sedikit mirip dengan saya karna ayahnya adalah pns, jarang makan bersama dan sering ditinggal keluar kota adalah sedikit curhatnya kepada saya.

Yaa, seperti itu lah kehidupan pekerja, tidak ada yang salah dengan jadi pekerja hanya saja hal ini menurut saya kurang cocok dengan saya. Bukan itu impian saya, dan sekarang saya mulai berfikir idealis untuk fokus ke tujuan saya.

Beberapa waktu lalu juga teman saya mengajak saya untuk daftar cpns tahun ini, saya hanya menjawab dengan analogi seperti ini :
"Kapal saya sudah berlayar menuju pulau terakhir, dan saya tidak akan mengubah arah"

Yaa seperti itulah pemahaman saya bahwa pria harus benar benar memegang prinsipnya