Terkadang saya agak geli dan merasa lucu ketika
melihat seorang pria yang sangat mencintai kekasihnya melebihi apa pun dan
mereka begitu mengagung-agungkan yang nama nya cinta sejati atau pun cinta
mati.
Tidak jarang saya melihat mereka menulis status dimedia
sosial betapa mereka mencintai kekasihnya, misalnya seperti ini :
“Hanya Kau yang
selalu ada di hatiku”
“Aku tak bisa hidup tanpa mu”
“Tanpa mu aku bisa mati”
Atau pun kalimat yang seperti ini :
“ Aku sangat mencintaimu didunia ini melebihi apa pun”
Pertanyaan saya pada saat melihat orang seperti ini
adalah : Kalau sang kekasih adalah
satu-satunya orang yang sangat dia cinta dan satu-satunya yang ada dihatinya,
kemudian dimana Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan kedua orang tuanya, masih
adakah mereka didalam hatinya ?
Mereka yang sangat mencintai kekasihnya itu
kadang-kadang hanya memprioritaskan agar kekasihnya bahagia, dia juga jadi
tidak memperhatikan keadaan dirinya sendiri. Dia rela susah bahkan mati
sekalipun agar kekasihnya bahagia, LUAR BIASA…
Sang kekasih adalah prioritas utama dalam hidupnya,
sementara keadaan dirinya, orang tua dan sanak saudara kurang dia perhatikan. Kadang-kadang di depan
sang kekasih dia jadi sangat baik dan kebaikannya itu gratis, sementara kepada
teman dia jadi itung-itungan.. Intinya, sang kekasih jadi Prioritas utamanya.
Saya hanya khawatir saat dia kehilangan kekasihnya dia
bisa jadi orang yang hilang arah, tidak terkontrol dan putus harapan.
Rasulullah juga pernah berpesan agar mencintai dan membenci seseorang itu harus
sewajarnya. Jadi sudah sepantasnya lah jika kita mencintainya seseorang itu
hanya sekedarnya saja, karena cinta yang seharusnya hanya ditujukan kepada
Allah dan Rasul-Nya
Siapa
yang mencintai selain Allah pastilah karena kebodohan dan pendeknya pengetahuan
tentang Dzat-Nya." (Yahya bin Mu’adz ar-Razi).
“Menyayangimu adalah
suatu keharusan. Akan tetapi, mencintai Allah, rasul, ibu dan bapak saya adalah suatu
kewajiban…”