Jumat, 28 November 2014

KETIKA JIWAKU BERONTAK




Ingin ku teriak sekarang
Dan menatap anda dengan penuh kebencian
Tapi aku tak bisa
Aku begitu menyayangi anda

Ingin ku teriak sekarang
Dan mengamuk pada semua
Tapi aku tak berdaya
Karna tanpamu gelaplah seluruh hidupku

Dan jika ku teriak sekarang
Semua pasti akan sia sia
Karna ku pasti akan menangis
Melihat anda sakit terhakimi

Mungkin ku hanya akan diam
Dan berbicara pada tuhan
Dan hanyut dalam doa
Doa untuk ku, anda, dan kita semua

Rabu, 26 November 2014

RENCANA TUHAN PASTI LEBIH INDAH DARI RENCANA KITA




Kita manusia pasti pernah mengalami hal yang sedih dan sangat tidak menyenangkan, lalu apa yang kita lakukan pada saat hal itu terjadi pada kita. Apa yang kita lakukan pada saat kita menghadapi masalah adalah mencerminkan seperti apa diri kita sebenarnya ?

Ada yang menyalahkan org lain, takdir, menyalahkan diri sendiri atau pun  menyalahkan tuhan.. Yaa, memang banyak orang yang suka menyalahkan tuhan saat mengalami suatu permasalahan yang serius.
Saya akui hal ini juga pernah saya lakukan dulu, saat mengalami masalah yang berat saya sering menyalahkan tuhan, saya sering mengutuknya dengan kata-kata yang sangat-sangat kasar dan tidak patut ditiru.

Hingga akhirnya suatu saat masalah yang menimpa saya dan tidak saya terima itu ternyata membawa berbagai macam kebaikan terhadap saya, saya jadi malu terhadap tuhan atas perlakuan saya selama ini yang selalu menyalahkanNya. Saya sangat malu dan saya meminta maaf kepada tuhan hingga saya akhirnya mengerti bahwa masalah memang ada karena tuhan punya rencana untuk kita, dan kita harus yakin bahwa Rencana Tuhan PAsti Lebih Indah dari Rencana Kita Manusia.

Menurut saya kalau diibaratkan dalam sebuah game, masalah adalah suatu tantangan dalam game itu sendiri,dimana jika kita berhasil mengatasi masalah itu dengan baik, kita bisa naik level. Mengatasi masalah tersebut maksudnya adalah menghadapi masalah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Sehingga setelah masalah tersebut terselesaikan kita bisa naik level atau maksudnya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya karena kita sudah belajar dari masalah-masalah yang sudah kita hadapi sebelumnya.

“PENILAIAN TUHAN TIDAK DIMULAI SAAT KAU MENERIMA MASALAH, PENILAIAN TUHAN DIMULAI SAAT KAU MEMPERBAIKINYA”

Jumat, 07 November 2014

PRIA PUTUS ASA




Terkadang saya agak geli dan merasa lucu ketika melihat seorang pria yang sangat mencintai kekasihnya melebihi apa pun dan mereka begitu mengagung-agungkan yang nama nya cinta sejati atau pun cinta mati.
Tidak jarang saya melihat mereka menulis status dimedia sosial betapa mereka mencintai kekasihnya, misalnya seperti ini :
 “Hanya Kau yang selalu ada di hatiku”
“Aku tak bisa hidup tanpa mu”
“Tanpa mu aku bisa mati”
Atau pun kalimat yang seperti ini :
“ Aku sangat mencintaimu didunia ini melebihi apa pun”
Pertanyaan saya pada saat melihat orang seperti ini adalah : Kalau sang kekasih adalah satu-satunya orang yang sangat dia cinta dan satu-satunya yang ada dihatinya, kemudian dimana Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan kedua orang tuanya, masih adakah mereka didalam hatinya ?
Mereka yang sangat mencintai kekasihnya itu kadang-kadang hanya memprioritaskan agar kekasihnya bahagia, dia juga jadi tidak memperhatikan keadaan dirinya sendiri. Dia rela susah bahkan mati sekalipun agar kekasihnya bahagia, LUAR BIASA…
Sang kekasih adalah prioritas utama dalam hidupnya, sementara keadaan dirinya, orang tua dan sanak saudara  kurang dia perhatikan. Kadang-kadang di depan sang kekasih dia jadi sangat baik dan kebaikannya itu gratis, sementara kepada teman dia jadi itung-itungan.. Intinya, sang kekasih jadi Prioritas utamanya.
Saya hanya khawatir saat dia kehilangan kekasihnya dia bisa jadi orang yang hilang arah, tidak terkontrol dan putus harapan. Rasulullah juga pernah berpesan agar mencintai dan membenci seseorang itu harus sewajarnya. Jadi sudah sepantasnya lah jika kita mencintainya seseorang itu hanya sekedarnya saja, karena cinta yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya
Siapa yang mencintai selain Allah pastilah karena kebodohan dan pendeknya pengetahuan tentang Dzat-Nya." (Yahya bin Mu’adz ar-Razi).
Menyayangimu adalah suatu keharusan. Akan tetapi, mencintai Allah, rasul, ibu dan bapak saya adalah suatu kewajiban…